Minggu, 17 Maret 2019

CELAH SEMPIT SEJARAH BANGSA



Pada teori sosiologi-ekonomi, ada yang disebut dengan generasi sandwich. Seperti sandwich yang dijepit oleh kedua roti, lapis generasi ini adalah lapis generasi produktif yang harus menghidupi anak-anak (children) dan orang tua (elderly). Lapis generasi produktif ini disebut dengan generasi produktif atau working age.



Maka, sebuah bagan populasi akan terbagi menjadi 3 generasi besar : children - working age - elderly.  Normalnya, sebuah bangsa memiliki piramida normal yang membesar dari bawah dan menyempit ke atas. Children paling besar, disusul working age lalu elderly.



Anggaplah perbandingannya 3 : 2 : 1.  3 children, 2 working age dan 1 elderly. Maka 2 working age harus menghidupi 4 orang (3 children dan 1 elderly). Situasi piramida normal seperti ini memaksa 2 generasi produktif untuk menghidupi 4 orang. 






Pada sebuah negara berkembang bahkan komposisi children bisa mencapai nilai perbanding 5. Berarti 2 generasi produktif harus menghidupi 6 orang. Generasi produktif akan sangat tertekan untuk menghidupi 6 kepala yang lain.



Pada bangsa yang lain, situasinya terbalik, dimana perbandingan children : working age : elderly berada pada perbandingan 1 : 3 : 6 dimana 3 generasi produktif menghidupi 7 orang yang lain. Kali ini generasi produktif harus berhadapan dengan populasi orang tua angkatan pensiunan yang sangat tinggi. Kondisi seperti ini terjadi di Jepang dan sebagian negara di Eropa, dimana masyarakatnya sejak lama sudah tidak begitu senang melahirkan dan menghadirkan generasi.



Kedua perbandingan lapis generasi diatas sangat tidak menguntungkan bagi generasi produktif. Bukan berarti buruk, bisa saja hebatnya ekonomi sebuah negara tersebut mendorong tingginya income generasi produktif. Tetapi dengan pola beban tinggi pada generasi produktif tersebut, maka seluruh penghasilan akan habis untuk pembiayaan hidup children dan elderly. Generasi produktif tidak dapat melakukan saving untuk investasi pada pertumbuhan ekonomi.



Dari pembahasan diatas, ketika jumlah perbandingan generasi produktif berada diatas lapis children dan elderly, disanalah bonus energi sebuah bangsa. Sebuah bangsa yang kelebihan working age akan memiliki energi untuk bergerak dan bertumbuh lebih tinggi dibanding dengan generasi produktif yang tertekan beban.






Kondisi kelebihan working age ini disebut dengan BONUS DEMOGRAFI. Sebuah bangsa yang mengalami bonus demografi akan memiliki kesempatan untuk menjadi bangsa yang besar.



Sebelum hadirnya entitas bangsa bernama Indonesia, Nusantara telah mengalami 2x bonus demografi : yaitu Zaman Sriwijaya pada abad 7 Masehi, dan Zaman Majapahit pada abad 14 Masehi.



Siklus Bonus Demografi ini ternyata adalah siklus 7 abad bagi sebuah negeri, dan hanya berlangsung singkat dalam rentang 25 sd 50 tahun lamanya.



Dalam data statistik yang ada, Indonesia akan mengalami bonus demografi yang menanjak sejak 2010 hingga 2030. Dalam rentang waktu ini, Indonesia akan disesaki oleh lapis generasi produktif yang jumlahnya 70% dari total populasi negeri. Artinya, 7 generasi produktif cukup menghidupi 3 orang pada lapis children dan elderly.



Pada rentang waktu inilah, bangsa ini akan memiliki INCOME tambahan, ENERGI lebih, dan WAKTU yang kemungkinan lebih lapang.



Generasi produktif punya dana untuk bisa diinvestasikan kembali secara produktif untuk pertumbuhan ekonomi.



Kelebihan dana ini berarti kelebihan energi, yang harusnya energi produktif ini bisa diarahkan pada proyek-proyek pembangunan yang bersifat non-government activities di lapangan.



Sedikitnya beban tanggungan dapat memberikan waktu lebih kepada generasi produktif untuk berbuat lebih banyak dalam karya dan kerja masyarakat.



Pada zaman Sriwijaya, Nusantara telah memanfaatkan kelebihan energi ini untuk menghadirkan kerajaan super power di dunia.



Pada zaman Majapahit, Nusantara kembali memanfaatkan bonus demografi ini untuk menghadirkan kekuatan dominan Majapahit di dunia. Penaklukan Gajah Mada hingga Madagascar bahkan Amerika Selatan adalah bukti BESARNYA energi lapis produktitf kerajaan Majapahit saat itu. Gajah Mada hadir pada celah sempit yang berulang hanya 7 abad. Pemimpin kuat pada masa yang tepat.






Indonesia 2010 - 2030, bagaimana nasibnya?



70% working age ini adalah dua sisi mata uang yang harus difahami mendalam. Satu sisi ia adalah peluang bangsa ini untuk bisa melesat hebat, tetapi disisi lain, jika 70% working age ini gagal membangun kekuatan ekonomi, maka kita akan kedapatan 70% generasi produktif yang sulit mencari pekerjaan, sulit membangun bisnis dan sulit hidup. Petakalah Negeri ini.



Semua organisasi bisnis yang hebat adalah organisasi bisnis yang Paranoia. Mereka selalu membangun ketakutan didalam organisasinya, bahwa akan ada kompetitor yang melibas, akan ada produk yang lebih baik, akan ada mereka yang lebih cepat. Makadari itu nereka bertumbuh hebat.



Maka pada tulisan kali ini, Saya secara pribadi ingin "menakut-nakuti" anak bangsa.



JIKA CELAH SEMPIT INI LEWAT...

JIKA CELAH SEMPIT INI TIDAK KITA GUNAKAN...

JIKA KITA TIDAK MEMPERSIAPKAN CELAH SEMPIT INI DENGAN SEBAIK BAIKNYA...



Maka apakah yang terjadi?



Hari-hari kedepan, kita harus bersama-sama membekali generasi untuk bisa menghadapi masa bonus demografi.



Anak-anak muda kita perlu dibekali dengan pola pendidikan yang singkat, hemat dan efrktif. Bekali dengan skill dan knowledge yang memang dibutuhkan. Jangan lagi buang waktu mereka dengan mempelajari yang tidak penting dan tidak terpakai. Tidak esensial. Tidak aplikatif. Terlalu banyak. Tidak terarah.



Generasi pebisnis start up harus segera membangun ekosistem bisnis yang sehat. Akses modal yang mudah, akses perdagangan antar provinsi yang terbangun, akses ekspor impor yang tidak njelimet. Regulasi bisnis yang pro nasional. Akses edukasi bisnis yang mudah dan aplikatif.



Generasi politisi-pengelola negeri ini harus mulai merancang rencana pembangunan yang berkesuaian dengan gelombang bonus demografi. Regulasi dan pengelolaan negara tidak boleh lagi menbangun gap pemisah dengan bonus energi yang besar ini.



Celahnya sempit... kita harus serius....

(By; Rendy Saputra)



penghasilansampingan.jpg




Punya impian untuk bisa memiliki bisnis internet sendiri?



Coba luangkan waktu 3 jam minggu ini untuk hadir di Seminar Bisnis Internet Gratis, supaya Anda mendapatkan ide dan inspirasi, sekaligus gambaran besar bagaimana Anda harus mengambil langkah pertama yang terbaik sebelum terjun ke bisnis internet



Temukan jawabannya:



1. Bisnis Internet apa yang paling baik untuk pemula? Tapi hasilnya tidak kalah dengan bisnis internet kelas dunia

2. Bagaimana memanfaatkan bisnis internet untuk mencapai impian Anda lebih cepat?

3. Keahlian apa yang harus Anda miliki supaya bisa menang di era disruptif?



Yesss, Anda punya kesempatan yang sama untuk sukses di bisnis internet, yang Anda butuhkan hanya arah & panduan yang tepat untuk mencapainya disini..



www.akademibisnisdigital.com/#/starter/?ref=natabd9e&funnel=Starter1




Sukses Online Untuk Anda



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rahasia Mendapat 100 Pembeli Baru Setiap Bulan dengan Strategi WhatsApp

Bingung Bagaimana Cara Meningkatkan Penjualan Online Anda? Mungkin Anda pernah mengalami hal-hal berikut: Sulit menjangkau lebih banyak ...